Favorite Person
Aku memiliki cerita. Bukan, maksudku ini adalah sebuah rahasia. Tenang saja, ini bukan rahasia yang akan menggemparkan dunia karna ini hanyalah rahasia kecil tapi cukup menarik. Rahasia ini berkaitan dengan hal kecil yang disebut cinta.
Perlu kalian ketahui, aku bukan pria yang memuja” cinta atau hal berbau romantis seperti Edward dalam film twilight yang mengatakan bahwa ia tak bisa hidup jika Bella tak hidup juga. Astaga, itu sangat berlebihan menurutku, bukan romantis. Apalagi dalam drama2 yang sering kali menceritakan tema cinta pada pandangan pertama. Oh ayolah, aku tak percaya akan hal itu, bagiamana bisa kau cinta padanya sedangkan itu adalah pertama kali kalian bertemu? Aku tak percaya hal itu.
Oke, sudah cukup.
Kembali lagi pada rahasiaku tadi, rahasia ini juga bersangkutpaut dengan seorang gadis. Bagiamana? Cukup menarik bukan?
Kisah ini diawali dengan ketidakcerobohanku di hari pertama perkuliahanku. Semua orang wajar terlambat dihari pertama bukan? Oh, mungkin hanya aku saja. Saat itu aku sedikit tergesa-gesa mengingat kelas akan dimulai 5 menit lagi, ketika aku melihat ruangan kelas yang aku yakini adalah kelasku, aku berlari secepat mungkin, dan astaga ketika aku ingin masuk aku hampir saja bertabrakan dengan dia. Maksudku mahluk dihadapanku sekarang ini yang disebut perempuan.
Oke baiklah, aku nyaris saja menabraknya.
Dan ketika mata kami bertemu, tidak tidak aku tidak gugup dan jantungku masih dalam posisi sama, tidak terpental keluar dari tempatnya karna berdegup kencang seperti yang diceritakan dinovel" romansa atau drama cinta pada pandangan pertama, Tidak! Lagipula seperti yang ku katakan aku tak percaya cinta pada pandangan pertama.
Ya ya, aku akui aku sedikit gugup, lagipula siapa yang tak gugup mengingat ini hari pertamamu masuk kuliah dan kau hampir menabrak gadis ergh.. dia -cukup cantik juga - oke, dia cantik. Selain cantik, ternyata ia mempunyai mata coklat yang bulat dan mata itu tengah menatapku seakan aku adalah tawanannya. Maksudku, matanya seakan mengintimidasiku, sorot matanya terlihat begitu tajam -mungkin membuat orang” akan segan menegurnya-, datar dan ah -aku sedikit geli mengucapkan ini- indah. Terdengar Klise? Baiklah, aku akui ini cukup klise.
Mungkin orang" akan mengatakan bahwa pernyataanku barusan sangat berlebihan, tapi aku cukup punya selera tinggi dalam menilai orang dan aku percaya diri akan hal itu. Tidak, aku sedang -sedikit- tidak membanggakan diriku. Bukan aku yang berkata begitu tetapi teman”ku.
Eoh, dia juga mempunyai hidung yang -bukan mancung sih- tapi cukup bagus. Oke oke, ini mulai tak benar. Baiklah aku harus sadar, aku baru saja bertemu dengannya lalu tak sampai beberapa menit dan aku sudah mengatakan matanya indah serta hidungnya bagus?!
ASTAGA, INI TAK BENAR!
Aku sedikit memejamkan mataku dan menghela nafas kecil "Maaf" ucapnya pelan dengan wajah datar namun sorot matanya tajam dan itu memberikan kesan tersendiri bagiku. Seketika aku menahan nafasku menunggu kalimat yang akan dia lanjutkan. Tunggu dulu, kenapa jadi seperti ini? Kenapa juga tiba” aku merasa -deg- jantungku berpacuan dengan ritme tak jelas? Tunggu, ini pasti karna aku berlari tadikan? Baiklah, pasti karna itu.
Semakin dilihat dengan jarak sedekat ini entah bagaimana caranya aku merasa dia sangat cantik apalagi dengan potongan rambut coklat kemerah-merahannya yang sangat pas untuk bentuk wajahnya yang oval (?). "Tapi kau menginjak kertasku" ucapnya lagi setelah mengatakan maaf dan itu terdengar lembut tetapi sangat tegas. Refleks aku mengambil kertas tersebut dan menyerahkan padanya sembari mengucapkan "Maaf" dan ia tersenyum kecil mengambil kertas yang ku ber.. hei hei ketika ia tersenyum seperti ini ia mirip dengan Eve Hewson "Terimakasih" ucapnya sedikit membungkuk dan ia berlalu begitu saja. Well, bukan hanya mata dan hidungnya yang bagus tapi juga suaranya.
Maksudku, suaranya memang bukan nyaring tapi suaranya itu mengisyaratkan ia sangat yakin dengan tiap kata yang diucapkannya. Dan tebak? Ia meninggalkanku mematung sendiri disini dan entah mengapa aku merasa wajahku memanas dengan alasan yang sangat tidak jelas. Dan tanpa sadarnya aku tersenyum sendiri.
Ya, itu adalah rahasia kecilku. Iya, aku tau. Aku tau apa yang aku alami. Apa aku perlu mengkaji ulang setiap pernyataanku sebelumnya?
Baiklah.
Pertama, dia memang punya pesona yang sulit untuk ku deskripsikan dan aku merasa ia mempunyai karakter yang unik, walaupun tatapannya tajam tapi justru dengan tatapan seperti itu aku merasa dia sangat anggun. Apa terdengar berlebihan? Ah, aku juga tak tau jika ini akan terdengar berlebihan tapi hanya itu kata yang mampu mengutarakan tentang penilaianku padanya.
Kedua, aku akui kalau cinta memang hebat.Mengapa? Karna ia membuat aku sedikit(?) atau mungkin terdengar sangat konyol. Aku tak menyangka aku akan mengalami hal” seperti dalam drama” yang sering ku rutuki itu. Aku mengalami hal itu dan lebih parahnya aku menikmatinya. Maksudku, lihatlah, kami baru beberapa menit bertemu dan aku sudah menjabarkan bagimana warna rambutnya, bentuk wajahnya, mata coklatnya, tatapannya yang cool, hidungnya yang bagus, suaranya yang lembut, senyumnya dan lihatlah lihatlah aku tak waras lagikan? Aku dapat mendetailkan seseorang dalam waktu yang cepat dan poin penting aku dihanyutkan dalam beberapa menit. Bagaimana mungkin aku tak dapat mengakui bahwa cinta itu hebat? Oke oke, baiklah aku sudah mulai sedikit berlebihan.
Dan terakhir, aku merasa dia berbeda dengan gadis yang aku temui karna dia membuat aku mengakui bahwa aku sedang mengalami syndrom cinta pada pandangan pertama.
-fin-
Oleh : Weny Spika Panjaitan